WEB BLOG
this site the web

Recent Photos

image
image
image

Bakmi sang Ibu


Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesansemangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”.
Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya.

Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”.
Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita.

Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.(cw)

RENUNGAN:
BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.
SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES
ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH
HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.
PIKIRKANLAH HAL ITU??
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?

Kesabaranmu Ibu..

cerpen--- Kesabaranmu Ibu..

Awalnya aku malu mempunyai ibu sepertinya. Warna kulit yang gelap dan wajah yang pas-pasan.


Ibu sangat berbeda dengan ayah, kulit yang putih, tubuh yang gagah dan wajah yang lumayan tampan menurutku.
Aku tak mengerti kenapa ayah memilih ibu sebagai pendamping hidupnya.
Aku tidak menyalahi takdir-Nya, cuman aku heran dengan semua ini.


Ayahku berasal dari kota sedangkan ibu sebagai anak desa yang tidak mempunyai apa-apa.
Pendidikannya pun hanya tamatan Sekolah Dasar saja.
Setiap aku bertanya kepada ayah kenapa dulu memilih ibu, beliau berkata, ?Itu sudah takdir, mungkin ini yang terbaik untuk kita semua.?



Ayah memiliki usaha yang lumayan sukses di kota, setiap seminggu sekali ayah pulang untuk menjenguk kami di desa,
bahkan selalu membelikan apa saja yang kami minta, sehingga kami makin bangga pada beliau. Aku anak ke empat dari
lima bersaudara. Kehidupan keluargaku tergolong paling kaya di desa. Ketika masih banyak rumah yang terbuat dari bilik,
maka rumah kami sudah terbuat dari tembok. Bahkan pertama kali ada televisi, keluarga kamilah pelopor adanya televisi di desa.
Aku masih ingat pertama kali ada di rumahku, semua orang berduyun-duyun kerumah untuk menonton televisi bersama-sama.
Sampai-sampai ayah menyediakan tempat untuk warga yang ingin nonton televisi.


Kemewahan materi tidak selalu identik dengan kebahagiaan. Itulah yang akhirnya aku rasakan.
Ketika itu aku masih SMA, disinilah ketabahan ibu semakin terlihat di mataku.
Bagaimana tidak, ayah menikah lagi dengan seorang gadis yang berasal dari kota.
?Dia sangat cantik dibandingkan denganmu Sum, dia namanya Ayuni?,
kata salah satu pamanku yang ikut bekerja dengan ayah kepada ibu ketika bertanya tentang istri baru ayah.
Secara tidak sengaja aku mendengar perbincangan mereka. Apa yang ibu katakan sangat mengagumkan,
?Dari dulu aku sudah siap jika ini terjadi mas, mungkin ini cobaan supaya aku semakin tabah.?
Tapi waktu itu aku masih tidak terlalu mengerti kenapa ibu berkata seperti itu.
Banyak orang khususnya perempuan di desaku yang tidak ingin dimadu,
bahkan yang lebih ekstrim lagi mereka lebih baik bercerai dari pada harus dimadu walaupun sudah mempunyai anak.


Keluargaku menjadi pembicaraan di desa khususnya di kalangan ibu-ibu.
?Pantas saja Sumiati dimadu, mungkin saja wanita itu lebih cantik dibandingkan dia.
Kalau aku seperti itu, aku langsung minta cerai demi harga diri.?
Hatiku perih mendengar perkataan seperti itu.
Mereka tidak tahu betapa cantik dan baiknya hati ibu Ingin rasanya aku menampar orang yang berkata seperti itu,
namun aku masih punya perasaan. Aku langsung berlari kerumah mencari penyejuk hati dan aku melihat ibu sedang
bersujud diatas sajadahnya...

***


Ayah mulai jarang pulang, yang tadinya seminggu sekali sekarang sebulan bahkan pernah dua bulan tidak pulang.
Tetapi ayah tetap mengirimkan uang untuk kami semua, bahkan jumlahnya lebih dari cukup. Kebanggaan pada
ayah mulai berkurang tapi aku masih tetap menghormatinya. Kekagumanku pada ibu semakin bertambah,
ibu selalu terlihat tabah dalam menghadapi cobaan. Itu terlihat di wajahnya yang teduh.
?Kini aku bangga padamu Bu, aku juga tidak malu lagi mempunyai ibu sepertimu.
Aku ingin perlihatkan pada dunia bahwa engkau adalah ibuku agar semua tahu betapa indahnya akhlakmu,?
batinku berkata. Setiap kali adikku menanyakan tentang ayah, ibu pun menceritakan yang sebenarnya
tanpa menjelekan sedikit pun tentang ayah. Satu lagi poin untuk mengagumimu yaitu kejujuran.

Bulan berganti tahun, kami sudah mulai besar, bahkan kakakku sudah menikah semua, tinggal aku
dan adik yang tinggal bersama ibu. Kerutan di wajah ibu pun sudah mulai terlihat. Kini aku sudah
memasuki bangku kuliah dan berada di semester dua. Aku di terima di perguruan tinggi negeri dan
ambil jurusan manajemen sesuai dengan cita-citaku. Aku tinggal di kota, sebulan sekali pulang ke desa
untuk melepas rinduku pada keluarga. Ibu membuka warung di depan rumah untuk menghidupi kami
karena hampir satu tahun ayah tidak mengirimkan uang. Untuk membantu ibu, aku berjualan pakaian
yang di tawarkan pada teman-teman disamping kesibukan kuliah. Hasilnya pun lumayan untuk meringankan beban ibu.

Ayah terserang stroke dan harus di rawat dirumah sakit sedangkan usahanya kini sudah bangkrut.
Istri mudanya kabur entah kemana bersama anak hasil perkawinannya dengan ayah.
Kini ibu yang selalu berada di samping ayah. Dengan kesabarannya, ibu merawat ayah dengan ikhlas.
ketika ayah membutuhkan sesuatu, ibu selalu siap siaga untuk membantunya.
Tanpa berbicara pun, sudah terlihat ada rasa penyesalan di wajah ayah. Kini ku tahu betapa mulianya hatimu ibu.
Apakah aku sanggup seperti itu?

***

Kini aku sudah mempunyai dua anak, Muhammad Fahri dan Zakiya Azzahra namanya.
Aku menikah dengan seorang lelaki yang amat sholeh menurutku.
Dia yang selalu membimbingku dalam segala hal terutama dalam masalah agama.
Dia merupakan figur seorang ayah yang baik untuk anak-anak.
Jika kesabaranku sedang di coba dengan kenakalan anak-anak, maka dia selalu mengingatkan untuk
selalu menahan amarah. Oh ya.. yang sangat mengagumkan, kini aku sudah memakai penutup aurat,
ini juga atas hidayahNya yang sangat tak terhingga selain bimbingan suami.

Aku teringat ketika meminta izin untuk menikah pada orang tua terutama pada ibu.
Bukan berapa gaji calon suamiku yang ditanyakan, tetapi yang pertama kali di tanya
oleh ibu adalah apakah solatnya sudah benar atau belum. Awalnya aku tak mengerti tentang itu.
Ibu menjelaskan bahwa orang yang tidak pernah meninggalkan solat dalam keadaan apapun
itulah yang seharusnya aku cari Insya Allah akhlaknya juga akan baik karena dia merasa Allah selalu mengawasinya.
Pendapat yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya. Jawaban yang sangat luar biasa yang terucap dari
seorang yang hanya tamatan sekolah dasar.

Kenangan-kenangan manis bersamamu akan selalu aku ingat bu. Semoga Allah mengampuni
dosa-dosamu dan meluaskan kuburanmu begitupun dengan ayah. Ibu meninggal seminggu setelah ayah tiada,
ketika itu ibu berada di sampingku. Sebelum meninggal ada pesan yang masih teringat di benakku.
?Jaga adikmu baik-baik, dan yang paling penting jangan pernah kau tinggalkan Allah karena Allah akan meninggalkanmu.?
Sebelum meneruskan kata-katanya, ibu mengucapkan dua kalimah sahadat dan orang yang sangat aku hormati pun
menghembuskan napas terakhirnya?

Ibu telah tiada tetapi jasa-jasanya akan selalu teringat dalam kalbuku. Engkau mengajarkan aku tentang sebuah kesabaran.
Engkau adalah sosok ibu yang terbaik di mataku meski engkau bukan ibu kandungku?

--------------------

screen.width-500) this.style.width=screen.width-500;">

Vo u Mom!


Ibu
Saat kau terduduk
dalam lelah yang sangat
aku khawatir
aku rasakan salah bergumpal-gumpal

Ibu
saat kau menasehatiku
aku mengerti
Aku paham semua harapanmu

Ibu
saat melihatmu menangis
Aku hancur
Saat melihatmu sakit
Aku hancur

-aku tak kuat-
Karena air matamu
adalah butiran-butiran kristal
dari lelahnmya sebuah perjuangan
disitu tercetak dosaku

Karena sakitmu
adalah tumpukan beban-beban
yang kau bawa
disitu pula tercetak dosaku

Melihat itu semua
aku bisa apa?

-aku tak kuat-

aku rasakan salah amat sangat

Rasanya percuma
aku pergi mengejar cita-cita
Kalau ibu lelah dan sakit
aku diam saja

-aku rasakan salah amat sangat-

Satu hal yang menenangkanku
akan dirimu Bu’

Pada saat kau duduk kelelahan
memandangi anakmu
dengan kebahagiaan
Kurasa malaikat di langit
melimpahkan shalawatnya kepadamu
dan Tuhan berikan senyuman rahmat-Nya
khusus untukmu

chord lagu bunda-melly goeslaw



Bunda

C Am
Ku Buka Album Biru

F G
Penuh Debu Dan Usang

Em Am
Ku Pandangi Semua Gambar Diri

F G
Kecil Bersih Belum Ternoda



C Am
Pikirkupun Melayang

F G
Dahulu Penuh Kasih

Em Am
Teringat Semua Cerita Orang

F G C
Tentang Riwayatku



Reff#

Em Am F C
Kata Mereka Diriku Slalu Dimanja

Em Am F G
Kata Mereka Diriku Slalu Dtimang



C Am
Nada Nada Yang Indah

F G
Slalu Terurai Darinya

Em Am
Tangisan Nakal Dari Bibirku

F G
Takkan Jadi Deritanya



C Am
Tangan Halus Dan Suci

F G
Tlah Mengangkat Diri Ini

Em Am
Jiwa Raga Dan Seluruh Hidup

F G C
Rela Dia Berikan



BACK TO REFF



C G Am Em
Oh Bunda Ada Dan Tiada Dirimu

F G C
Kan Slalu Ada Di Dalam Hatiku …
============================

Puisi Untuk Ibu

Di kala resah ini kian mendesah dan menggalaukan jiwaku
Kau ada di sana …
Di saat aku terluka
hingga akhirnya…tercabik-cabiklah keteguhan hatiku
Kau masih ada di sana…

Ketika aku lelah dan semangatku patah untuk meneruskan perjuangan,
terhenti oleh kerikil –kerikil yang kurasa terlampau tajam
hingga akhirnya aku pun memilih jeda!!!
Kau tetap ada di sana…
memberiku isyarat untuk tetap bertahan

Ibu…kau basuh kesedihanku, kehampaanku dan ketidakberdayaanku
"Tiada lain kita hanya insan Sang Kuasa,
Memiliki tugas di bumi tuk menegakkan kalimatNya
Kita adalah jasad, jiwa, dan ruh yang terpadu
Untuk memberi arti bagi diri dan yang lain"
Kata-katamu laksana embun di padang gersang nuraniku
memberiku setitik cahaya dalam kekalutan berfikirku
Kau labuhkan hatimu untukku, dengan tulus tak berpamrih

Kusandarkan diriku di bahumu
Terasa…kelembutanmu menembus dinding-dinding kalbuku
Menghancurleburkan segala keangkuhan diri
Meluluhkan semua kelelahan dan beban dunia
Dan membiarkannya tenang terhanyut bersama kedalaman hatimu

Kutatap perlahan…
matamu yang membiaskan ketegaran dan perlindungan
Kristal-kristal lembut yang sedang bermain di bola matamu,
jatuh…setetes demi setetes
Kau biarkan ia menari di atas kain kerudungmu
Laksana oase di terik panasnya gurun sahara

Ibu…
Nasihatmu memberi kekuatan untukku
rangkulanmu menjadi penyangga kerapuhanku
untuk ,menapaki hari-hari penuh liku
…semoga semua itu tak akan pernah layu!

Ibu…
Dalam kelembutan cintamu, kulihat kekuatan
dalam tangis air matamu, kulihat semangat menggelora
dalam dirimu, terkumpul seluruh daya dunia!
==============================

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies

Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design